/*credits : http://trik-tips.blogspot.com */ #tabshori { float:left; width:100%; font-size:13px; border-bottom:1px solid #2763A5; /* Garis Bawah*/ line-height:normal; } #tabshori ul { margin:0; padding:10px 10px 0 50px; /*Posisi Menu*/ list-style:none; } #tabshori li { display:inline; margin:0; padding:0; } #tabshori a { float:left; background: url("http://superinhost.com/gambar/blackleft.gif") no-repeat left top; margin:0; padding:0 0 0 4px; text-decoration:none; } #tabshori a span { float:left; display:block; background: url("http://superinhost.com/gambar/blackright.gif") no-repeat right top; pad

Jumat, 21 September 2012

UNTUK BAPAK (Read : Babeh)



Suatu masa, kepada bapak aku pernah bertanya
Apa yang membuatmu risau ?
Engkau menjawab, Kalau anak-anakku mulai berpikir pintar sendiri tanpa mau belajar lagi
Apa yang membuatmu sedih ?
Engkau menjawab, Kalau anak-anakku mulai sibuk sendiri sehingga melupakan silaturrahmi..
Apa yang membuatmu menangis ?
Engkau menjawab, Kalau anak-anakku mulai berpikir menggadaikan diri terutama menggadai iman dan harga diri
Apa yang membuatmu bahagia ?
Engkau menjawab, kalau anak-anakku paham bahwa Tuhan itu sedekat urat nadi, sehingga gerak dan laku selalu terkendali dalam ridha Ilahi...

bapak, engkau selalu sederhana memberi makna pada hidup kami, meski kadang anak-anakmu berusaha mencerna pelajaran darimu dengan cara yang kadang kami sendiri tak mengerti.
bapak, engkau selalu sederhana memenuhi keinginan kami, meski kadang anak-anakmu bersungut-sungut dibelakangmu karna engkau tak memenuhi kehendak kami..

ketika aku masih kecil, engkau sering bermasam muka jika aku lebih memilih main bola dilapangan atas bukit daripada pergi mengaji.aku pernah berpikir engkau terlalu otoriter dalam mengatur waktu bermain. ketika aku protes, dengan air wajah yang mengasihi, engkau hanya bilang, " waktu besar nanti engkau akan mengerti !."

ketika akhir tahun ajaran aku meraih juara kelas, engkau hanya mengernyitkan dahi ketika aku meminta hadiah sepeda mini, tapi tak lama sambil tersenyum engkau bilang biar ibu nanti yang membelikannya. waktu hari pekan (hari pasar) ibu mengajakku pergi ke kota untuk membeli hadiah. dengan cara-nya sendiri ibu sengaja membawa aku melewati pedagang buku loakan dan majalah. dengan penuh hasrat akupun berhenti dan berkutat dengan bacaan gratis, pedagang itupun tersenyum kecil sambil mengganggukkan kepala setelah mendengar bisikan ibu. lama aku larut dalam bacaanku. sampai tak sadar ibupun telah telah kembali dengan menenteng belanjaannya sambil mengajakku pulang setelah membayar beberapa majalah dan buku yang aku suka..
akupun telah lupa akan keinginan ku akan hadiah itu, karena engkau punya cara sendiri memberi hadiah pada jiwaku melalui buku yang ibu beli.

ketika aku sering mangkir mengaji malam di langgar, engkau sedikit gusar dan mengingatkan aku untuk menjaga nama baik keluarga. tapi aku tetap dengan pikiranku sendiri. Berangkat dari rumah sebelum magrib dengan lagak pergi mengaji, padahal kemudian menyelinap lewat belakang langgar pergi untuk menonton televisi dirumah salah seorang famili (maklum jaman dulu didesa kami yang punya televisi bisa dihitung dengan jari)
Lama-lama engkau mulai tahu strategiku, tapi tak pernah engkau menjemputku ditempat nonton televisi seperti bapak teman-temanku.
Sampai suatu malam engkau menasehati aku, hanya satu kalimatmu yang terpatri dihati "anakku, dengan mengaji engkau mampu membuat televisi, tapi dengan menonton televisi engkau takkkan pernah bisa mengaji"
engkau memang punya cara sendiri memberi makna pada jiwaku..

ketika aku sering mulai bekerja sama orang setelah pulang sekolah sehingga tak sempat lagi membantu ibu disawah dan kebun, engkau hanya menegurku dengan santun. "Anakku, jika engkau hanya mencari uang, nanti engkau hanya jadi kuli. Jika engkau bekerja disawah sendiri, nanti engkau akan tahu menghargai rezeki.!"
engkau memang punya cara sendiri memberi makna pada jiwaku..

ketika aku larut dalam aktifitasku sehingga menelantarkan kuliahku, engkau hanya mengirim pesan, "anakku, jika engkau hanya mengejar ambisi tanpa isi, nanti engkau akan dipinggirkan oleh sejarah negeri ini. jika engkau ingin berbuat untuk negeri ini, bekerjalah dengan keikhlasan hati.."
engkau memang punya cara sendiri memberi makna pada jiwaku..

Bapak..!,
masih sangat banyak serpihan pelajaran hidup yang engkau ajarkan kepadaku. Dan sekarang kucoba rangkai menjadi "buku jiwa" dalam hidupku. untuk ku amalkan dan kuwariskan pada anak-anakku kelak..

Bapak..!
terima kasihku yang teramat sangat kepadamu, karena engkau telah memberi makna pada jiwaku dengan caramu sendiri...!

Bapak..!
dalam tiap sujudku, aku selalu berdoa engkau diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk bertamu kerumah-Nya ke Baitullah. Insya Allah....

Bapak ..!
terlalu sedikit bakti yang telah kutunaikan kepadamu, semoga Allah selalu menundukkan hatiku untuk takzim padamu... Amin...

Bapak..!
jangan pernah berhenti mengajariku, karena masih sedikit makna yang terserap dalam jiwaku..

Bapak..!
Engkau memang punya cara sendiri memberi makna pada jiwaku....

Bapak...!
Engkau adalah pahlawanku...!

Salam
Anakmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RELATED POST

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...